Perangkat KBM

Senin, 22 Juli 2019

Artikel Tentang Guru

Menjadi Guru yang Menyenangkan


“Terpujilah wahai engkau Ibu, Bapak Guru.Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku....” itulah sepenggal baris lagu yang sering dinyanyikan semasa duduk di bangku Sekolah Dasar. Menjadi guru merupakan profesi yang mulia. Guru sebagai pembentuk karakter siswa. Seorang direktur, dokter, insinyur, menteri bahkan presiden juga terlahir dari tangan-tangan guru. Namun, tanggung jawab guru tidaklah ringan sehubungan dengan tujuan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berahlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradap berdasarkan pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang sering kita jumpai, guru sebagai subjek dan siswa sebagai objek pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada guru, pengajaran yang dilakukan dengan konsep ”Bank” dimana guru menjadi investor atas hapalan-hapalan pelajaran siswanya, yang harus dikeluarkan kembali sebagai sebagai tabungan pada saat ulangan atau ujian. Guru sebagai penguasa atas segala wewenang kekuasaan atas pengajaran dan murid-muridnya. Guru yang serba tahu dan siswanya tidak tahu apa-apa. Pengajaran dilakukan tanpa rasa cinta dan kasih sayang atau dikenal dengan istilah Nekrofili. Hubungan guru dengan murid adalah sebagai pengajar dan pelajar, terbentang jarak antara mereka.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh guru antara lain :
1. Mengambil jalan pintas ketika mengajar
2. Menunggu peserta didik berperilaku negatif baru dilakukan pembinaan
3. Menggunakan kekerasan saat membina siswa
4. Tidak memperhatikan keberagaman siswa saat mengajar ( siswa yang mampu dan tidak mampu diperlakukan sama dalam PBM )
5. Merasa paling pandai dan tahu
6. Memaksa hak peserta didik
7. Tidak adil (subjektif)
Apabila kondisi tersebut terus berlangsung tidak menutup kemungkinan siswa menjadi takut, tidak suka bahkan benci dengan guru, terjadi kegagalan dalam mendidik siswa dan tujuan pendidikan nasional tidak tercapai.
Oleh sebab itu, seorang guru yang profesional dalam memberikan pelajaran di sekolah harus mampu menyenangkan para muridnya. Karena dengan suasana yang senang kegiatan belajar mengajar berjalan lebih efektif. Apabila suasana menyenangkan sudah tercipta, maka peserta didik akan lebih semangat dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Menjadi guru yang menyenangkan dapat diawali dengan senyuman. Senyuman adalah sebuah awal yang indah bagi pengajaran. Ketika bertemu murid, atau murid bertemu guru nya, maka jadikanlah senyuman itu pernyataan awal bagi kerelaan dan merelakan satu sama lain untuk masuk dalam dunia pengajaran secara iklas dan penuh kasih sayang. ” senyum adalah ibadah. Cara bersapa dengan penuh kasih sayang dan kerelaan antara guru dengan murid adalah faktor penunjang kesuksesan dalam proses pengajaran di sekolah.
Guru itu senantiasa menawarkan matapelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik di sekolah secara menyenangkan. Tidak ada ancaman dan yang ada tantangan yang mengasyikkan. Tidak ada tugas-tugas yang menyebalkan dan yang ada adalah kegiatan memecahkan masalah yang menggairahkan. Tidak ada ulangan-ulangan yang menakutkan atau mencemaskan dan yang ada adalah ujian-ujian yang merangsang keberanian untuk mencoba. Bahwa gagal itu biasa asal sudah bersungguh-sungguh dalam belajar dan mengerjakan soal.
Guru menunjukkan pelbagai manfaat setiap ilmu terkait dengan kehidupan sehari-hari anak didik, sang guru pun tak lelah-lelahnya bercerita tentang manfaat yang diperolehnya selama mengajarkan ilmu tersebut. guru senantiasa menawarkan cara-cara mempelajari ilmu tersebut secara menyenangkan. Hal-hal sulit yang ada pada setiap ilmu dijelaskannya secara perlahan sehingga semua anak didik bisa mengikutinya.
Cara mengajarnya pun senantiasa tidak membosankan. Memiliki cara-cara mengajar yang kaya. Dia tidak hanya bermodalkan omongan, tetapi juga menyiapkan presentasi yang menggunakan gambar dan gerak. Pokoknya, setiap kali sang guru mengajar, anak didik senantiasa mendapat hal-hal baru. Bukan saja ilmu yang senantiasa baru dan segar, melainkan juga suasana yang hidup dan penuh dengan kehangatan. Meski kadang-kadang sang guru mengeluarkan kata-kata bernada humor, tetapi humor yang dikeluarkannya bukan humor yang dangkal. Humor itu hanya digunakan untuk mengusir ketegangan. Humor itu dilepaskan sebagai sebuah selingan yang mencairkan suasana yang beku, yang terlalu serius. Keseriusan atau kesungguhan dalam belajar itu sangat penting karena kesungguhan dapat membantu seseorang untuk fokus atau berkonsentrasi. Namun, keseriusan yang kaku dan terlalu serius menjadi tidak baik. Keseriusan yang kaku dan terlalu serius akan membuat suasana jadi kering. Dan ”kekeringan” itu perlu dibasahi dengan sedikit humor.Bayangkan jika belajar di sekolah tidak menyenangkan, membaca buku menjadi sebuah beban. Memahami rumus matematika menjadi ancaman kelulusan, menghafal sejarah tidak lagi sesuai dengan kenyataan sekarang.
Sudah bukan waktunya lagi sekarang ini suasana pembelajaran di kelas terasa kaku, berpusat pada guru, sebagai penguasa tunggal, dan siswa sangat pasif hanya pasrah menerima apapun mentah-mentah dari guru. Pendidikan masa kini harus student centered and active learning, yaitu suasana pembelajaran yang sangat cair, semua berpusat pada siswa, proses belajar menjadi sharing antara guru dan siswa, sehingga siswa bisa aktif dalam belajar. Seorang guru mampu membangun suasana kelas yang tidak membosankan bagi siswa didiknya. Ada beberapa hal yang terlupakan oleh guru oleh guru agar disenangi siswanya, antara lain : menghafal nama-nama siswa, siswa merasa kehadirannya sangat berarti bagi guru, siap mendengarkan apapun keluhan, protes, saran dari siswa, memuji siswa didiknya, bersikap lembut.
Apabila suasana menyenangkan sudah tercipta, maka anak-anak akan lebih semangat dalam menerima pelajaran. Guru harus bisa menjadi seperti ilmuwan sekaligus seniman bagi siswa-siswanya di kelas. Harapan semua siswa adalah sekolah yang ramah, bukan sebaliknya hal yang menakutkan dengan setumpuk pekerjaan rumah dan guru yang galak. Selain itu, guru harus memahami psikologi anak yang pada dasarnya anak bukanlah manusia dewasa sehingga diperlukan kesabaran, pengertian, dan toleransi yang mendalam. Oleh sebab itu, ubah pemahaman bahwa penguasaan materi, memiliki sertifikat banyak, mempunyai banyak gelar, sibuk diklat lebih penting daripada sekedar menjadi guru yang menyenangkan.
Tulisan ini didedikasikan special untuk Pak Guru yang telah banyak mengajariku dan Bapak, Ibu Guru pada umumnya.

Minggu, 21 Juli 2019

Workshop Online SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) GRATIS




Bismillah, kelas SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) telah dibuka khusus anggota IGI (Ikatan Guru Indonesia), silakan Anda gabung di grup telegram SAGUSABLOG dengan cara KLIK: https://goo.gl/IXCXfK untuk belajar bersama dengan rekan-rekan Guru Blogger di seluruh Indonesia, Kelas Online ke-25  dimulai tanggal 21 - 27 Juli 2019

Syarat mengikuti Workshop Online SAGUSABLOG sangat mudah:

1.  Install aplikasi TELEGRAM di smartphone, laptop, atau tablet anda
2.  Tunjukan No KTA IGI  (Ikatan Guru Indonesia) anda
3.  Ikuti workshop online dengan hati senang dan bahagia sampai TUNTAS


MATERI KELAS SAGUSABLOG :

1.  Membuat blog guru dengan engine blogger
2.  Mendesain template blog guru dengan template bawaan blogger
3.  Mengganti template blog guru dengan template dari pihak ke-3
4.  Mendesain header blog guru
5.  Mengelola blog guru

Berikut cara mudah  dan cepat untuk pemula blogspot.
https://youtu.be/vhBdUhK7J-8



Selamat Berlatih, Salam Semangat.